Hay, apakah kau masih
setia membaca surat dariku? Jika tidak, lupakan aku dan jangan baca surat ini.
Namun jika kau masih bersedia dengarkan celotehku, maka bacalah surat ini
hingga aku memberikan salam hangat kepadamu.
Hmm, hari ini aku akan
bercerita tentang aku dan kamu. Iya, lebih tepatnya tentang kita. Kita yang
tiada rencana akhirnya bersama, meski hanya dalam dongeng dunia maya. Namun tak
mengapa, setidaknya malam-malamku tak lagi sepi.
Jujur, aku berterima
kasih padamu yang selalu berikan malammu untukku. Entah canda melalui SMS atau
telpon, hingga aku enggan memejamkan mata karena terlalu asyik mengobrol
denganmu.
Kau lucu, tapi terkadang
kau juga menyebalkan. Kau selalu menggodaku hingga membuatku ngambek, tapi...
terkadang kau berpikir begitu dewasa dan pantas untuk kujadikan kakak. Iya,
kakak dan tidak lebih.
Untuk selanjutnya, aku
memang tak tahu dengan apa yang terjadi dalam hatiku. Tapi aku paham betul,
beberapa hari bersamamu dalam malam, aku sudah terbiasa bersamamu. Jadi, jujur
saja ada yang kurang jika kau tak mengirim SMS kepadaku.
Aku tak tahu, kenapa kau
begitu baik padaku. Dan aku juga tak pernah bisa menebak setiap keangkuhanmu
saat kita berjumpa. Sebagai seorang wanita, aku tak mungkin menyapa pertama
kali, mau ditaruh di mana mukaku? Tapi sebagai teman dalam malammu, aku kecewa
karena aku hanya menganggapku semu.
Hey, aku ini ada. Aku
nyata. Kau tahu itu, tapi kenapa kau begitu sombong? Apa aku kurang cantik atau
bahkan sama sekali tidak menarik?
Hmm, lebih baik
kuenyahkan pikiran itu. Seyiap aku berpikir seperti itu dan ingin menjauh
darimu, tak bisa kupungkiri kalau hati sudah terbalut dengan kebersamaan
denganmu. Ada yang kurang dalam malamku saat kau tak ada. Dan, aku merindukan
kebersamaan bersamamu. Apakah kau juga merasakan seperti yang kurasakan?
Dan kau tahu, meski
hubungan ini hanya sebatas dunia maya, tapi aku pernah berangan semua akan
menjadi nyata. Iya, nyata. Karena aku tahu, kita sama-sama nyata. Aku juga seorang
lajang tanpa hubungan. Sementara denganmu? Kenapa kau takpernah mau bila kuajak
membahas tentang statusmu? Hmm, boleh kutebak? Apa jangan-jangan kau sudah
menikah dan sudah punya anak? Hehehe... Ah, kurasa tidak, karena aku tidak mau
menjadi duri dalam sebuah hubungan dua insan yang saling mencinta.
Ah, kau... Kembali aku
ingin membahas tentangmu. Kau itu misterius dan penuh teka-teki. Menimbulkan
beribu jejak tanya yang aku sendiri tak bisa menjawabnya. Anehnya, aku selalu
saja larut dalam imajinasimu.
Hmm, malam sudah hampir
larut. Kucukupkan suratku hari ini. Terima kasih karena kau sudah sudi
membacanya. Tiada kata yang bisa kuungkap selain rasa terima kasih. Terima
kasih sudah setia temani malamku dan terima kasih karena kau selalu menerima surat-suratku.
Salam Hangat
Witri Prasetyo Aji
hatihati bahaya laten baper. cuma ngingetin.
ReplyDelete-ikavuje
Baper emang bikin laper...
ReplyDelete