Surat Hari 3 : Tak
Kusangka Ternyata ‘Dia’ Adalah Kamu
Hey, kamu, iya kamu yang
sekarang membuat anganku penuh tanya. Sosok kamu yang misterius dan tidak
terlalu kukenal. Pengirim SMS yang kupikir hanya lelaki iseng saja. Ternyata...
Hahaha. Aku ingin
tertawa terbahak-bahak jika mengingat hal itu. Mata kuliah yang membuat kita
berjumpa, padahal kita tidak satu fakultas. Dan, di antara teman-temanmu, aku
hanya mengenal si X yang kaya dan si Y yang kata temanku ganteng (padahal
menurutku biasa saja).
Sementara mengenalmu?
Aku tak tahu siapa namamu, jika temanku pernah sebut namamu, aku juga tak tahu
jika itu kamu. Katanya kamu lelaki yang pandai di antara teman-temanmu. Aku
hanya mengiyakan, karena aku tak tertarik untuk mau tahu.
Hingga akhirnya, ponselku
berdering dan ada SMS masuk. Menginformasikan ada tugas mata kuliah dan
menantang futsal teman-teman lelakiku. Ah, kenapa harus aku yang kamu SMS?
Kenapa pula menantangnya lewat aku? Padahal kamu lebih akrab dengan temanku
daripada denganku. Kuanggap, kamu adalah sosok yang aneh. Dan bodohnya aku, aku
mau saja menanggapi SMS darimu dan selalu melaporkan pada teman-temanku setiap
pesan yang kaukirim padaku. Hah, apa maksudnya ini?
Hingga dengan beraninya
kamu juga memintaku menonton pertandingan futsal antara kelasmu dengan kelasku.
Hmm, kembali aku bersikap bodoh, aku menurutinya meskipun aku tidak menjadi
suportermu karena aku lebih mendukung kelasku.
Hingga entah darimana,
kamu juga mendengar kedekatanku dengan si A dan aku juga kurang tahu, darimana
telingamu juga menangkap bahwa si B menyukaiku. Dengan gayamu kamu menggodaku
dan membuatku marah karena aku tak suka menjadi duri. Iya, kuanggap duri.
Karena si A dan si B bersahabat dan hati mereka ‘katanya’ tertuju padaku. Ah...
itu hanya melodi pelengkap masa kuliah saja...
Dan SMSan pun terus
berlanjut. Padahal, sekedar ngobrol berduapun kita tak pernah. Malu selalu
menghadang saat kita berjumpa. Dan, kita selalu bersikap bagai orang yang tak
kenal. Padahal, saat berkirim SMS, kau begitu akrab dan menurutku sangat
menyenangkan. Kalau tidak menyenangkan, bagaimana aku mau berSMSan denganmu
hingga malam kian larut?
Dan aku juga tak tahu,
bagaimana ujung kedekatan kita. Sebatas teman SMS atau kita akan beneran saling
mengenal sebagai sepasang sahabat atau bisa lebih? Entahlah... Aku hanya
mengiyakan waktu mempermainkanku. Seperti kamu yang aneh. Mempermainkan dalam
'hubungan semu karena nyatanya ‘mungkin’ kau malu mengenalku.
Salam hangat
Witri Pasetyo Aji
'Mungkin"
ReplyDeleteHehe
Tunggu kisah selanjutnya... ;)
ReplyDeletewaaa, seru ceritanyaa, nulis lagi yaaaa
ReplyDelete-ikavuje
Siappp.. nantikan kisah selanjutnya :)
ReplyDelete