Latest News

Surat Hari 16 : (Kembali) Kau Bawa Dia Dalam Cerita Kita

Surat Hari 16 : (Kembali) Kau Bawa Dia Dalam Cerita Kita



Kaupun menjelaskannya, kaupun meminta maaf, dan (kembali) kau memohon. Hingga aku luluh dan kauberjanji tak akan pernah menanggapinya lagi. Iya, kau bilang demi aku.

Aku bahagia tapi kembali aku merasa bersalah. Mungkin aku terlalu egois, terlalu erat menggenggammu. Mungkin juga karena aku terlalu takut terluka.

Dan semua (kembali) kau lakukan untuk aku, demia kebahagiaan aku, selalu itu yang kau jadikan alasan. Hingga pada akhirnya kaupun menuntutku juga lakukan semua untukmu. Aku menolak, dan (kembali) kau membawanya dalam cerita kita.

"Mungkin, kau adalah wanita yang paling kucintai di antara kekasih-kekasihku yang dulu. Tapi aku tak yakin, kau adalah wanita yang paling mencintaiku di antara kekasih-kekasihku yang dulu!"

"Dulu, dia rela melakukan semuanya untukku. Tapi kamu..."

"Dulu dia...."

"Dia..."

Jika memang kau masih mencintainya, kembalilah. Sebelum aku terlalu dalam mencintaimu, sebelum terlalu jauh kita merangkai cerita. Aku bukan dia dan tak akan pernah menjadi dia, aku adalah aku dan kau sama sekali tak berhak untuk menghakimiku.

Iya... Aku (kembali) terluka. Aku kecewa. Dan aku cemburu.

Semestinya kau tahu itu. Semestinya kau tak pernah berkata itu semua padaku, meskipun (kembali) kau meminta maaf dan bilang cinta padaku. Argh, cinta. Cinta tak semestinya begini. Cinta seharusnya membuat bahagia dan cinta tak seharusnya meninggalkan luka.

"Maafkan aku, aku mohon. Aku janji, aku bakalan ngelakuin semuanya untukmu, asal kau mau kembali tersenyum. Asal kau bahagia."

Rayuan itu selalu saja kau ungkap. Kebahagiaan aku? Bagaimana aku bisa bahagia jika kau masih membawanya dalam cerita kita. Aku tahu dia mantanmu, tapi sekarang aku kekasihmu. Hargai aku sebagai pendampingmu. Dan berhentilah berkata semua demi aku jika pada nyatanya luka yang kau tabur.

Salam Hangat
Witri Prasetyo Aji



0 Response to "Surat Hari 16 : (Kembali) Kau Bawa Dia Dalam Cerita Kita"