Surat Hari 25 : Dia
Datang (Kembali) Di Antara Kita
Aku tahu, dia sudah
terlepas dari jeratmu. Tapi bagaimana dengan keluargamu? Bahkan disaat aku
sudah menjadi bagian dari keluargamupun, namanya tetap abadi di setiap
perbincangan keluarga.
Dulu, kau pernah bilang
padaku, hubungan kalian hanyalah sebatas kekasih diam-diam alias backstreet.
Aku hanya mampu menertawakannya, karena menurutku itu terlalu konyol dan
seperti anak TK, karena saat kalian menjalin cinta, usia kalian sudah cukup
matang. Dan kini aku menuntut penjelasan, jika memang benar hubungan itu
sebatas diam, bagaimana bisa keluarga besarmu cukup mengenalnya?
Kau tak bisa
menjelaskannya. Kau cukup diam. Bahkan apa kau tahu, dia pernah menemuiku dan
bercerita banyak tentang kedekatan kalian. Tentang cinta kalian yang begitu
kuat. Aku tak tahu apa maksudnya dan aku juga tak mengerti tentang
kebenarannya. Yang jelas aku rasakan, aku merasa kau membohongiku.
Sekarang, dengan mudahnya
dia memasuki keluargamu kembali. Disaat aku sudah menjadi bagian dari
keluargamu.
Aku tak tahu harus
menyesal atau tidak. Yang jelas aku terluka dan kecewa. Cinta yang memang
kupikir tulus, aku tak mengerti jika semua penuh kebohongan. Meski pada
akhirnya kau menjelaskannya jika semua itu hanya akal-akalan saja. Tapi,
haruskah aku mempercayainya jika keluargamu saja cukup mengenalkannya?
Kau terlalu menganggapku
bodoh. Iya, kau membodohkanku atas nama cinta. Mungkin saat ini aku masih mampu
bertahan, tapi bukan berarti aku takut pada status janda.
Cinta itu memang suci di
hadapan penghulu. Tapi apa artinya sebuah rumah tangga jika berpondasikan
dusta? Apa artinya seorang isteri jika seorang mantan tetap menjadi idaman? Apa
artinya cinta jika dusta tetap berkelana?
Iya, kau benar jika aku
cemburu. Karena aku mencintaimu makanya aku cemburu. Dan jika hati ini tak
pernah untukmu, maka aku sama sekali tak akan merasakan cemburu meski kau
memadu kasih dengannya.
Kau yang membuatku
mencintaimu, kau yang membuatku merasa cemburu dan mungkin kau juga yang akan
membuatku meninggalkanmu.
Mungkin kau akan
menuduhku atas sikap kekanak-kanakanku ini. Dalam sebuah cinta, apakah memang
ada kedewasaan? Adakah kelonggaran dan pengertian untuk sebuah hubungan di masa
lalu yang sampai saat ini meninggalkan jejak?
Memang bukan hal yang
baik untuk memutuskan hubungan silahturahmi. Tapi silahturahmi dengan mantan
dan menyakiti pasangan, apakah itu kebenaran yang bagus?
Hey, kau hidup dengan
pasangan bukan dengan mantan. Kau sangat menjaga perasaan mantan, tapi kau sama
sekali tak menjaga perasaan pasangan. Jika saat ini aku masih mampu bertahan
atas nama cinta, bukan berarti nanti aku juga mampu bertahan atas nama cinta.
Kau tahu, saat aku
menuliskan surat yang lebih panjang dari biasanya ini, aku memang dalam amarah.
Aku terluka, aku kecewa dan itu semua juga karena cinta. Jika aku mampu
bertahan karena cinta, bukan berarti aku tak bisa pergi karena cinta. Demi cinta,
aku juga mampu meninggalkanmu.
Salam Cinta
Witri Prasetyo Aji
0 Response to "Surat Hari 25 : Dia Datang (Kembali) Di Antara Kita"