Surat Hari 12 : Kau
Bilang Cinta Padaku
Kau kembali, kau enggan
melepasku. Dan bodohnya aku, akupun terjerat kembali dalam sandiwaramu. Dan
entahlah, mungkinkah aku menjadi bagian dari hatimu, meski hadirku tak lebih
dari simpananmu.
Jauh dari lubuk hatiku,
ada rasa yang ingin kuenyahkan. Aku lelah dan aku benci, seandainya memang
benar aku jatuh cinta padamu.
Sungguh, aku tak mau
mencintaimu yang masih kekasihnya.
Aku tak tahu harus
percaya atau tidak, saat kaubilang lebih mencintaiku daripadanya. Namun kenapa
kau tak juga melepasnya. Dia yang pertama, dan aku yang kedua, yang selalu kau
jadikan hiburan di tengah dukamu.
Serendah itukah hadirku
dalam hidupmu? Tak bisakah kau memilih. Jika kau pilih dia, maka aku dengan
bangga akan pergi dari hidupmu. Sungguh, aku terluka meski bahagia.
Hingga satu ketika, saat
aku merasa lelah menjadi yang kedua, akupun ingin mengakhiri kisah kita. Aku
tak mau bahagia di atas luka sesama. Hadirku memang terakhir, waktu sepertinya
memang tak menjodohkan.
Tapi... kaupun tak
izinkan aku pergi.
“Aku sudah
melepaskannya. Plis, jangan pergi.” Mohonmu padaku.
“Aku mencintaimu, sangat
mencintaimu. Dan apa yang kurasakan padamu, melebihi apa yang aku rasakan
padanya.”
Aku tak tahu, harus
percaya atau tidak. Atau itu hanya rayuan gombalmu saja.
“Aku mau melakukan apa
saja, asal kamu percaya padaku dan tidak meninggalkan aku.”
Kau selalu saja berusaha
meyakinkan aku. Aku butuh waktu untuk memikirrkan semuanya.
Hingga waktu kian
berlalu. Kau masih dalam setiamu. Hanya saja, terkadang bayangnya masih menjadi
benalu dalam hubungan kita. Harusnya kau tahu, harusnya kau paham, aku bukanlah
dia dan kami berbeda. Hanya saja, terkadang kaupun masih menyamakannya.
Salam Hangat
Witri Prasetyo Aji
0 Response to "Surat Hari 12 : Kau Bilang Cinta Padaku"