Surat Hari 10 : Cap
Perebut Pacar Orang
Sebaiknya, kita akhiri
saja sandiwara ini. Aku lelah, aku selalu disebut perebut kekasih orang. Kau
tahu, aku sama sekali tak pernah mengjarmu, kau yang mengejarku, jika aku
menghindar, selalu saja kau menganggapku tak mau kenal denganmu lantaran
materi.
Dan sekarang kau tahu
akibatnya? Di sini aku yang salah, aku bukan kamu! Aku perebut kekasih orangaku
penggoda lelaki orang. Asal kau tahu, aku lebih bangga sendiri daripada
merebutmu dari kekasihmu itu! Aku tak serendah itu!
“Yang penting kan aku,
jangan dengarkan kata mereka!” Dengan entengnya kau bicara seperti itu.
Hey, di mana hatimu?
Aku sama sekali tak
mengerti, apakah yang seperti ini yang kausebut dengan kesetiaan? Argh, aku
benci. Dan aku menyesal telah mempercayaimu dan sudi memasuki sandiwara
menyakitkan ini.
Dan satu tahap, kau
tetap merayuku. Memperjuangkan sandiwara ini.
“Plis, aku mohon!”
Kau tetap memohon. Tapi
jujur, hati masih terasa ngilu ketika mendengar cibiran mereka. Mereka tak tahu
kenyataannya, tapi mereka menyuarakan luka itu.
Aku malu... iya, sangat
malu.
Salam Hangat
Witri Prasetyo Aji
Mana cintanya? mana?
ReplyDelete-Ikavuje
Sabar... sabar... ;)
Delete30 hari ya surat cintanya? Waaah bisa jadi buku :)
ReplyDeleteIyaaa.. nich... dan saya buat bersambung... ;)
ReplyDeleteTunggu kelanjutannya, yaaa...
Iyaaa.. nich... dan saya buat bersambung... ;)
ReplyDeleteTunggu kelanjutannya, yaaa...