Surat Untuk
Masa Depan
Kisah kita seperti atom,
Kamu proton, Aku netron
Sayangnya, ada Dia yang menjadi elektron
Dear Witri,
Mungkin, saat
kau membaca surat ini, duniamu telah berubah. Bisa jadi, saat ini kau adalah
seorang gadis yang berbahagia. Namun, bisa jadi juga, kesalahan yang sama kau
ulang kembali dalam sejarahmu. Ah, tak mengapa. Memang begitulah hidup. Tak
semestinya disesali, tapi cukup dijalani dan sebisa mungkin menjadi lebih baik
dari yang lalu.
Saat
kutuliskan surat ini, aku tahu kalau kau tengah berada pada titik yang sangat
menyakitkan. Bagaimana tidak? Sahabat yang sudah kauanggap saudara, bahkan
tidurpun satu ranjang, ternyata menghianati kepercayaanmu. Disaat setiap keluh
kesah kaubagi dengannya, ternyata disitulah dia mengambil apa yang kaumiliki.
Ya, aku
paham. Melihat kekasih sendiri bermain cinta dengan sahabat, bisa kurasakan
betapa sakitnya dan menderitanya. Karena aku memang merasakan apa yang
kaurasakan.
Kau tidak
salah jika pada akhirnya kau tak mau mengenal mereka. Karena penghianat seperti mereka tak
pantas untuk kaukenal. Di dunia ini, banyak sekali lelaki yang lebih baik
darinya. Banyak pula sahabat yang lebih baik darinya.
Kau tak perlu takut kembali mencinta.
Tak perlu ragu pula untuk bersahabat. Karena setiap orang terlahir berbeda. Dan
tentunya, yang baik akan bersama yang baik, begitu pula yang buruk.
Kau gadis yang baik Wit, dan Tuhan telah
membukakan matamu untuk mengenal siapa sebenernya si brengsek dan si
pengkhianat itu. Bukankah lebih baik sakit saat ini? Sebelum akhirnya semua
terlalu jauh berlanjut?
Bila saat ini kau memang sangat
terluka, menangislah jika itu membuatmu lega. Tapi untuk selanjutnya, jangan...
Kau harus tertawa dan kau harus bahagia! Dan bahagiamu harus melebihi
kebahagiaan mereka yang menyakitimu. Yakinlah Wit, karma selalu tertanam untuk
mereka yang menanam luka. Dan mereka, menanam luka atas ketulusan dan kepercayaanmu.
Wit, berjanjilah kau akan selalu
bahagia. Berjanjilah kalau kau akan melupakan si brengsek itu dan tak akan lagi
bersamanya. Jikapun kau memaafkan, cukup maafkan, jangan kembali. Cinta tak
sebodoh itu, Wit. Cukup sekali kau merasakan sakitnya dihianati kekasih dan
sahabat.
Okelah Wit, aku tak akan panjang
menuliskan surat untukmu. Karena aku yakin, kau pasti bahagia dan kau pasti
mendapatkan kekasih yang setia. Kau setia, dan Tuhan pasti akan mengirimkan
pasangan yang setia pula untukmu. Dan beginilah hidup, sebelum akhirnya kita
berjumpa orang yang tepat, kita akan dipertemukan dengan orang yang salah agar
kita bisa menghargai sebuah ketulusan.
Cukup yaaa, Wit.
Salam bahagia,
Witri di masa lalu...
Kekasih main hati sama sahabat seperjuangan, makjleb.
ReplyDeleteAyuk ikutan giveawaynya, Mbak...
DeleteDL malam ini loh... ;)
Wah miris ya punya sahabat seperti itu.
ReplyDeleteSakittt banget.. hehehe
DeleteYuk ikutan giveawanyaa... Mas... ;)
salah satu cara menyemangati diri sendiri ini sepertinya :)
ReplyDeletesemoga segera menemukan yang terbaik :)
Yups... bener banvet Mbak... harus semangat...
DeleteUHhh, pasti sakit sekali. Semoga sahabatnya kuat ya mba :)
ReplyDeleteAamiin...
Deletesungguh...rasanya tidk dapat dibayangkan...
ReplyDeleteYang jelas, S-A-K-I-T
Deleteambil nafas panjang...
ReplyDeleteBukannya neutron mbak.e? :D
ReplyDeletewihhj suratnya dlem gitu mbak?
hal semacam ini mungkin bukan hal berani saya tuliskan, tapi waktu mengobatinya. Tapi memorinya pasti ada, ah. Ini GA ya Mak? sukses kalau begitu ya ^^
ReplyDelete