Pantai, Cerita Tentang
Kita
Hmm, bicara soal
perjalanan cinta, saya sendiri juga mempunyai kisah perjalanan sendiri. Seperti
buku Passport to Happiness karya Ollie yang bercerita cinta di 11 kota, saya
mah cukup Boyolali, Pacitan dan Yogyakarta sebagai kota tempat mengukir perjalanan
cinta dengan suami.
Oke, perkenalan saya
dengan suami berawal dari kampus. Beda jurusan, namun ada satu mata kuliah yang
sama dan akhirnya tugas-tugaas dari dosen memberi jalan perkenalan. Berawal
dari tugas, SMSan sampai pada pendekatan dan entahlah, mendengarkan curhatan
demi curhatan pun membawa kami pada hubungan yang lebih dari persahabatan. Wow.
(Terasa tersenyum bila mengenang kisah lalu).
Pinus, 29 Juni 2011
Saya suka travelling.
Bermain bersama teman dan menikmati alam. Ingat dengen betul, foto ini diambil
saat saya Dan suami masih temenan. Toh waktu pergi ke tempat itu pun saya
enggak membonceng dengan suami, melainkan membonceng Eko yang sampai saat ini
Alhamdullilah masih bersahabat, dan kebetulan pula, Eko ini adalah teman yang
suka memboncengkan saya kalau touring. Maklumlah, saya jomblo. Wkwkwkwk.
Kurang ingat, kenapa waktu
itu suami minta foto sama saya dan embak yang di samping itu. Mungkin malu,
minta foto berdua, toh setelah main, dia mengirim mms kepada saya dan memotong
fotonya hingga menjadi foto kami berdua. Kala itu, saya hanya bisa ngakak dan
sama sekali tidak terfikirkan bila pada akhirnya kita bakalan menjadi dekat dan
menikah. Karena waktu itu pula, saya dekat dengan si A, B, C dan lain-lainnya.
Maklum, tidak punya ikatan membuat saya bebas untuk berteman dengan siapapun,
entah lelaki entah wanita.
Krakal, 29 Juli 2011
Entah apa pada akhirnya
hari itu dia mengajak saya taouring ke Krakal dan hari itu juga akhirnya kami
resmi jadian. Padahal, sebelumnya saya pernah ngomong ke dia : enggak nyari
pacar, tapi nyari yang serius. Dan syarat sich harus udah khatam Al Qur’an,
rajin adzan dan sholat dan hafal Yasin serta mau menghafalkannya. Padahal,
ngaca yaaa, saya mah bukan gadis alim yang berhijab, tapi nyarinya yang kayak
gitu. Bisa dibilang itu akal-akalan saya ajah, tapi siapa sangka kalau dia mau
melakukan 3 hal itu dan beneran hafal Yasin loh.
Hmm, bisa dipertimbangkan
keseriusannya.
Baron, 30 Oktober 2011
Tiga bulan jadian, kampus
ngadain touring lagi. Wajb ikut dan kali ini tujuanya ke Baron. Okelah, niatnya
sich sambi tiga bulanan. Tapi siapa sangka, dalam perjalanan ada sedikit
gangguan dan kami mengalami kecelakaan kecil sewaktu berangkat. Tapi, ya
sudahlah. Akhirnya tetap sampai di tujuan dan kami bisa mengabadikan
kebersamaan.
Pacitan, 2013
Setelah absen di 2012
tidak ke pantai berdua, akhirnya 2013 bisa kembali menghirup udara pantai.
Jujur, saya lupa apa nama pantainya, tapi ingat dengan pasti kalau pantai ini
terletak di Pacitan. Kami ke sini lantaran mengikuti piknik yang diadakan oleh
warga kampung suami. Dan kebetulan, 29 Juli 2013 kami resmi menikah. Tapi kami
ke pantai ini kalau tidak salah antara bulan Agustus atau September 2013.
Punya kenangan tersendiri
itu sudah pasti, apalagi kami pergi dengan status pengantin baru. Mesranya juga
semakin menjadi, hehehe. Kan sudah halal. Dan yang terasa lebih sulit, saya
pergi tanpa mengenal orang-orang sekitar. Berasa sedikit asing itu pasti.
Parangtritis, Agustus 2014
Ini kali kedua kami ke
pantai dengan status suami isteri. Kali ini kembali berbeda. Karena saya pergi
dengan perut buncit. Iya, Alhamdullilah saya kala itu tengah mengandung anak
pertama. Tapi niatan untuk ke pantai, sungguh sulit dibendung. Apalagi ke
pantai bersama keluarga besar suami.
Nah, itu hanya sekelumit
cerita perjalanan cinta yang bersemi di pantai. Tahun 2015, kebetulan tidak ke
pantai karena anak kami masih kecil. Insha Allah tahun depan, semoga diberi
kemudahan dan dilancarkan bisa kembali menghirup udara pantai. Aamiin.
Cie cie anak pantai :D
ReplyDeleteSalam kenal yaa mba Witri ;)
Salam krnal juga, Mbak
DeleteTerima kasih sudah mampir. ;)
Mantap :D
DeleteNostalgia,,,ceritanya nich mbak...
ReplyDeleteHehehehe.
ReplyDelete.nulisnya sambil senyum2, berasa lucu... hehehe