MENIKAH TANPA PERSIAPAN
Akad Nikah, 29 Juli 2013 |
Menikah? Menikah itu sesuatu
yang sakral, sekali seumur hidup, dengan orang yang tepat yang memang sudah
Allah siapkan untuk kita.
Saya, seorang yang sedari SMA
memang pengen banget menikah di usia angka kembar, usia 22 loh, yaaa? Kalo usia
11 kan masih bocah, sementara usia 33 ke atas itu sudah (maaf) tua, menurut
saya.
Dan Alhamdullilah, Allah
mengabulkan doa saya. Saya menikah di usia 22. Padahal waktu itu saya masih
kuliah, semester 6. Sementara suami, baru saja lulus dan tinggal menunggu
wisuda.
Belum lulus kuliah kog berani
nikah?
Saya membaca beberapa artikel di
internet, menikah itu sunah dan menyempurnakan agama. Serta saya ingat, pesan
guru agama sewaktu SMA, "Khatam dulu kalau mau nikah." Dan saya
merasa sudah khatam dan Inshaa Allah siap. Menikah tidak harus menunggu mapan,
karena rejeki itu milik Allah semata. Selagi kita mau berusaha, Allah pasti
akan memberikan rejekinya.
Iya, akhirnya, tanggal 29 Juli
2013 saya dan suami menikah. Baru ijabnya saja. Tapi Alhamdullilah, seneng
banget sampai saya nggak percaya kalo kami sudah menikah. Meskipun kami, waktu
itu, belum mempunyai pekerjaan mapan yang bisa mencukupi gaya hidup, heheheh.
Meskipun belum mapan, pantang
loh yaaa minta orang tua. Kan udah nikah, mintanya sama suami. Tapiii, kalo
orang tua ngasih yaaa diterima, asal nggak minta. Minta sama dikasih itu beda
loh, yaaa?
Dan acara ijab qabul pun begitu
sederhana. Tak ada dandanan ala salon. Saya hanya mengenakan gamis dan jilbab
berwarna ungu. Sementara suami juga hanya memakai setelan jas dan peci berwarna
hitam. Tamu yang hadir juga hanya keluarga dekat. Higga tetangga kaget, saya
menikah seolah diam-diam. Berbagai perasangka burukpun menghampiri. Tapi
tenang, saya bisa buktiin kalo saya nikah emang karena udah saatnya, bukan
karena MBA. Coz saya punya anaknya bulan November tahun 2014. Bisa dihitung
sendiri yaa, men-temen.
Kehidupan pasca menikah,
Alhamdullilah selalu saja ada jalan rejeki. Saya yang masih kuliah, nggak malu
loh sampai ikut MLM dan jualan kosmetik. Alhamdullilah juga ada hasil. Suami
juga bekerja. Suami juga mendukung apapun yang saya lakukan, termasuk hobi
menulis yang sedikit-sedikit juga menghasilkan.
Lalu, mungkin sepertinya sudah
jalan Allah mau memberikan pekerjaan untuk saya, ada lowongan TU di sebuah SMP.
Saya melamar, Alhamdullilah diterima dan sampai saat ini saya masih bekerja di
situ. Bener yaa, rejeki nggak ke mana.
Dekorasi |
Tanggal 24 Oktober 2013, saya
dan suami melangsungkan resepsi pernikahan. Adat yang kami pakai adalah adat
Solo Basahan. Dan karena saya dihitung anak pertama (padahal anak ketiga, tapi
kedua kakak sudah tiada), di daerah saya itu ada adat adang (sejenis memasak
nasi menggunakan dandang, seperti kisah Jaka Tarub waktu mengintip Nawang Wulan
memasak).
Hari-hari sebelum resepsi, Allah
menguji saya. Saya sakit, sampai mendatangi 4 dokter, hehe. Dua kali ke dokter
umum. Tapi sesuatu yang aneh terjadi, telapak tangan dan telapak kaki gatal-gatal
waktu H-2, jadi saya harus ke dokter kulit. H-1, saya lemas sekali, maunya
merem dan enggan melek, malam hari sebelum hari H, saya ke dokter dalam yang
pernah menangani saya sewaktu saya pernah sakit. Dan Alhamdullilah, atas doa
kerabat dan para tetangga, hari H saya terlihat sehat dan acara berjalan dengan
lancar jaya. Meskipun agak sedih, karena saya yang narsis ini kurang puas sama
foto-fotonya. Hehehe.
Undangan |
Sementara tentang foto
prewedding? Nyesel dikit, nggak ada foto prewedding yang resmi. Adanya
foto-foto waktu pacaran. Hahaha. Iya, karena saya menggunakan undangan
berbentuk kalender duduk dan saya isi sama foto-foto saya sewaktu masih pacaran
sama suami. Pura-puranya foto prewedding gitu, yah. Hehehe.
Tapi sedikit saran ajah nih,
buat temen-temen yang manu nikah, kalau mau pakai jasa foto prewedding dan wedding, pakai
aja Foto Wedding Bandung. Hasilnya ituh, gila pisan euy. Mau gaya yang kayak
apa, pasti deh dikasih. Romantis pulaaa....
Sementara soal souvenir, saya
mah baru tahu nih souvenir photobooth (katrok, ya?). Photobooth itu adalah ada
tempat tersendiri dipojokan, khusus buat para tamu undangan yang mau foto dan
bisa bawa pulang hasl fotonya. Jadi, para tamu sekalian bisa numpang narsis
gitu, hehehe. Kalau dulu saya tahu ada kayak gini mah, pakai souvenir ini ajah,
yaa? Sayangnya nggak tahu dan saya nggak pakai souvenir. Souvenirnya udah
dirangkap di undangan dalam bentuk kalender. Hehehe.
Eh, tapi jangan salah, di
kalender itu tanggal ijab dan tanggal resepsi pernikahan saya ditandai loh sama
yang buat undangan. Alhasil, waktu setahunan pernikahan dan saya nraktir
temen-temen tanpa ngasih tahu nraktir dalam acara apa, eh salah satu temen saya
idah langsung nebak dan hafal kalo itu setahunan pernikahan, hehehehe.
Nah temen-temen, itu cerita
pernikahan saya. Bagaiman dengan cerita pernikahan temen-temen (yang sudah
menikah)? Buat temen-temen yang belum menikah, nggak usah galau, jodoh pasti
datang disaat yang tepat, Allah sudah mengaturnya. Nggak ada yang namanya
kecepetan nikah atau ketelatan nikah.
Dan satu lagi nih, pacaran
setelah nikah itu enak, loh. Apalagi kalau sudah punya anak, dunia terasa
semakin seru dan semakin cepat.***
0 Response to "MENIKAH TANPA PERSIAPAN"