Latest News

DI BALIK SEORANG WITRI PRASETYO AJI

DI BALIK SEORANG WITRI PRASETYO AJI



DI BALIK SEORANG WITRI PRASETYO. Siapa sih Witri Prasetyo Aji itu? Orang apa bukan? Di mana alamatnya? Apa profesinya?

Oke. Kalau begitu, sekarang kita mulai saja, siapa sih Witri Prasetyo Aji itu?
Witri Prasetyo Aji hanyalah seorang perempuan biasa. Nama aslinya WAHYU TRIYANI, lahir di Boyolali seperempat abad yang lalu. Tanggal 14 Nopember tahun 1990 jam tiga pagi. Diberi nama WAHYU TRIYANI, konon katanya jam tiga oagi itu tepat turnnya wahyu. Sebenarnya, anak nomor tiga, tapi dua kakaknya sudah dipanggil yang kuasa. Makanya, terkadang banyak yang nanya, anak pertama kok namanya TRI?

Beralih ke nama Witri Prasetyo Aji sebagai nama pena atau namanya di dunia maya juga ada sejarahnya. Dulu sih, sebenarnya pengen banget dengan nama pena, NOVALEA LUNA. Entahlah, kenapa suka banget dengan nama ini. Tapi...

Lama vacum dari dunia literasi karena tidak direstui mama, sempat lupa bagaimana bisa menulis. Bahkan, menulis kalimat pembuka saja tidak bisa. Hingga akhirnya, bertemu dengan Wendi, sempat berteman lalu berpacaran. Yup, dan bisalah punya nama pena Witri Prasetyo Aji


SEJARAH NAMA PENA WITRI PRASETYO AJI
Sewaktu SMA, saya sering dipanggil WeTe (singkatan Wahyu Triyani), ada juga WahyuTri, ada juga Witi dan entah kenapa kog bisa jadi Witri, bahkan ada juga yang manggil Wiwid, enggak tahu deh bagaimana nama itu bisa melekat. Bahkan saya juga pernah loh, nama facebooknya Witi Witri Whtreey. Hahaha. Alay yah...

Nah, dari nama Witri itu dan waktu itu tahun 2011, saya pacaran sama Wendi Prasetyo Aji. Namanya juga anak sedikit alay, bikin facebook dengan nama kami berdua. Yang dari saya diambil Witri dan dari pacar yang sekarang jadi suami diambil Prasetyo Aji. Jadilah akun facebook dengan nama Witri Prasetyo Aji.

Dan, tahun 2011 adalah tahun kebangkitan saya kembali menulis. Kenal penerbit-penerbit indie gitu. Dan saya, gunain nama Witri Prasetyo Aji sebagai nama pena. Karena ada beberapa penerbit indie yang mengharuskan nama akun facebook sama dengan nama pena. Yasudahlah, banyak karya saya yang lolos di penerbit indie dengan label WITRI PRASETYO AJI.



Sempat dinyinyirin karena nama pena
Untung yaaa, Wendi itu kini jadi suami saya, jadi nama pena tetap Witri Prasetyo Aji. Coba bukan, duh gimana ya? Kan Witri Prasetyo Aji itu udah lekat banget dengan saya. Hehehe.

Jadi nyonya Wendi, jadi Witri Prasetyo Aji. Sempat banget saya dinyinyirin dan diceramahin. Katanya sih dosa pakai nama suami. Ah, iyakah? Tapi ada juga artikel yang menyatakan kalau itu gagal paham.

Okelah, saya jelaskan sedikit. Nama saya sih tetep WAHYU TRIYANI binti SUMARNO. Sementara nama Witri Prasetyo Aji juga tetep saya pake untuk nama pena saja. Yup, nama pena. Toh saya ngajarin ke anak, nama mamahnya juga Mamah Wahyu, bukan Mamah Witi ataupun Mamah Witri.

Pendidikan Witri Prasetyo Aji
Ngomongin soal pendidikan itu, ada happynya dan ada hal bikin nyesek, sumpah, saya harus punya kekuatan lebih biar enggak lebay badai pas nulis bagian ini.

Dimulai dari TK, TK saya TK Pangudi Luhur lulus tahun 1996. Hmm, waktu itu usia baru 5,5 tahun sudah dibolehin masuk SD. Tk saya waktu itu dari yayasan nasrani, maklum belum banyak TK Islam kayak sekarang.

Lulus dari SN Negeri Selodoko 2 tahun 2000, dan Alhamdullilah keterima masuk SMP Negeri 1 Ampel yang notabennya masuk ke dalam SMP favorit sekecamatan, eh sekabupaten juga. Tapi... pas SMA? Waktu itu mama maunya saya masuk SMK dan udah masuk SMK Negeri, tapi yaaa, saya maunya SMA biar bisa kuliah. Alhasil, yasudah masuk SMA tapi SMA Negeri 2 Boyolali, nanti transportnya naik sepeda motor sendiri. Okelah mau dan lulus dari SMA Negeri 2 Boyolali pada tahun 2008.

Nah, masa SMA saya ini adalah masa paling indah dalam sejarah hidup saya. Di mana saya menjadi sosok saya dengan banyak sahabat. Masa SMA ini saya menemukan kasih sahabat dan betapa bahagianya punya banyak sahabat. Dan saya begitu haru, ketika naik ke kelas  3 SMA, saya sakit. Ginjal kekurangan albumen dan kurang lebih setengah bulan dirawat di Rumah Sakit, bolak-balik ke dokter. Selama kelas 3 saya sama sekali enggak ikut olahraga dan selalu hidup bergantung obat. Yes, 2 tahun saya hidup dalam pengawasan dokter. Tapi saya menjalaninya dengan happy karena saya punya banyak sahabat yang selalu support, punya orang tua juga yang sangat sayang kepada saya,


Dan lulus SMA itu di mana drama dimulai. Sudah direstuain babe pengen kuliah ke sana-sini, tapi masalah di sayanya, pengen vacum setahun dengan alasan masih cek ricek ke dokter dan kondisi belum pulih. Babe dan mama merestui. Ingat banget, oke vacum setahun dan saya minta tahun depan kuliah di Universitas XXX. Babe dan mama mengiyakan.

Tapi... saya enggak tahu kalah bencana bakal datang. Yup, bencana. Dan mungkin terlalu lebay jika saya mengatakannya sebuah bencana. Seseorang dari kampung sebelah datang melamar. Saya tahu orangnya tapi saya enggak kenal. Datang dengan pamer kekayaan yang justeru bikin saya mual. Padahal waktu itu saya juga tengah dekat dengan tetangganya sekaligus temannya.

Enggak tahu dari mana datangnya badai, saya seolah kehilangan sosok orang tua. Orang tua yang selalu meminta pendapat saya, lah kok enggak kenal dengan itu keluarga langsung saja mengiyakan. ANEH pake banget. Babe dan mama bukan pribadi seperti itu, bukan pula orang tua yang matre.

Saya dipaksa nikah di usia 18 tahun. Ingat betul dengan Januari 2009, saya merasa kehilang hidup. What, nikah? Kuliahku? Katanya aku tahun 2009 mau masuk kuliah? Dan saya memilih pergi dari rumah meski hanya sehari karena babe langsung menemukannya.

Enggak tahu, sudah saya tolak, saya sampai bermasalah sama orang tua, itu orang tetep ngotot mau nikahin saya. Saya selalu mual dengan gayanya yang sok, dan sangat menyedihkan karena babe dan mama enggak menepati janjinya buat nguliahin saya, justeru maksa nikah hingga saya merasakan dikurng di rumah hampir 2 tahun tanpa hape. Hanya televisilah yang jadi hiburan.

Tapi kebenaranpun akhirnya datang. Orang baik dan sok baik mah pasti  kelihatan. Oh, nekat mau nikahin saya karena saya dijadikan piala, dijadikan rebutan dengan sosok tetangganya yang dekat dengan saya itu? Hingga akhirnya babe dan mama tahu siapa dia, yup dia bukan lelaki baik buat saya.

Akhir tahun 2010, babe dan mama memang menepati janjinya. Saya kuliah, tapi di Boyolali. Dan hanya ada dua pilihan, masuk AKBID atau Universtias Boyolali yang masih universitas baru? Saya pilih Universitas Boyolali jurusan Teknoligi Informatika. Padahal baground saya sewaktu SMA adalah IPS dan saya sama sekali enggak ngerti soal komputer. Makanya sewaktu dosen nanya apa tujuannya masuk TI, saya Cuma diam. Karena tujuan saya waktu itu, saya pengen dibeliin leptop, saya pengen jadi penulis. Sudah itu saja.

Mungkin Itu adalah jalan untuk bertemu dengan jodoh
Hampir setahun saya kuliah, saya ENGGAK PUNYA PACAR. Banyak yang nyinyirin, saya enggak laku atau saya enggak normal. Jawabannya, saya trauma. Banyak sih sosok yang dekat dengan saya, tapi maaf, hati belum bisa (cieee bahasanya.)

Hingga akhirnya saya ketemu sama anak Pertanian, Wendi Prasetyo Aji. Enggak tahu bagaimana caranya ngedeketin, yang jelas caranya itu beda.


Bermula dari SMS, nanya ini itu, eh dia curhat, ngeberaniin diri ngajak jalan dan akhirnya 29 Juli 2011 kami resmi jadian di Pantai Krakal, Yogja. Wkwkwkw.





2 tahun kami berpacaran, dan pada tanggal 27 Juli 2013 kami nikah, resepsinta tanggal 24 Oktober 2013. Yups, belum lulus kuliah saya sudah nikah. Heyheyhey...


Menikah itu membuka jalan rejeki. Belum lulus kuliah, sudah nikah. Ada lowongan kerja jadi Tata Usaha SMP, memberanikan diri mendaftar dengan ijazah SMA. Alhamdullilah keterima. Agustus 2013 saya mulai bekerja dan hingga saat ini juga masih bekerja jadi Tata Usaha. Sekarang malah ditambah menjadi Operator Sekolah. Alhamdullilah.



Kehidupan setelah menikah itu, menyenangkan. Iya menyenangkan sekali. Apalahi Februari 2014 saya positif hamil dan 11 Nopember 2014 lahirlah pangeran kecil saya, Arjuna Wahyu Prasetyo. So, semakin sempurnalah kehidupan saya sebagai seorang wanita. Iya, wanita yang terlahir 3 kali, pertama ketika dia terlahir sebagai seorang anak, kedua ketika dia terlahir sebagai seorang isteri dan ketiga ketika dia terlahir sebagai seorang ibu.



Sementara Perjalanan Witri Prasetyo Aji sebagai Penulis?
Masih selalu setia menulis di tengah kesibukan sebagai isteri dan ibu, apalagi suami juga sangat mendukung sekali. Banyak karya yang menghiasi penerbit indie. Hingga akhirnya saya memberanikan diri kirim karya ke media dan penerbit mayor. Secara garis besar, berikut adalah beberapa karya saya :



NoKaryaPenerbit
1Cerpen “Kuntilanak Kamar 13” – MIDNIGHT STORIES IIMedia Kita, 2013
2Cerpen “Sepeda Buntut Saksi Cinta Kita” – Kekasih Yang Takut CacingPT. Elex Media Komputindo, 2014
3Cerpen “Cinta Yang Terlambat”Di muat di Majalah Femina Edisi No. 32/XLII * 16–22 Agustus 2014
4Cerpen “Ku Ingin Mendekatnya”Juara III Lomba Cerpen Islami Nurul Hayat, 2013
5Cerpen “Antara Mantan dan Pacar”Juara II Lomba “Ketika Cinta Harus Memilih” oleh Tarian Pena Islami, 2014
6Cerpen “Aku Bukan Dia”Juara I Event Menulis bersama HUMAS PK KAMMI UNPAR, 2013
7Cerita Anak “Tempat Pensil”Radar Bojonegoro. Minggu, 12 April 2015
8Novel ‘LOVE IS FRIENDSHIP’Penerbit BOOM, 2015
9Cerpen “BinatangJalang”Juara I Event “Jika Aku Menjadi Aku” Raditens Publiser (2013)

September 2015
Berawal dari mengikuti Giveaway di blog, akhirnya saya memberanikan diri untuk melabeli diri menjadi seorang blogger. Saya yang buta tentang dunia blogging, membuka mata, belajar sedikit demi sedikit tentang blogging. Mulai dari otak-atik template, membuat gambar, sampai dengan apa sih DA, PA dan Alexa dalam blogging itu.


Dan pada akhir Februari 2016 kemarin, sayapun memberanikan diri untuk beralih ke domain TLD. Yup, bisa dilihat blog baru saya : www.diajengwitri.id

Nah kawan semua, itu adalah sejarah hidup seorang Witri Prasetyo Aji. Yang katanya, Witri itu ceria, yang katanya Witri itu ini itu. Yaaa, saya punya sejarah kelam tapi saya tetap punya mimpi. Pernah gagal dan rasanya saya tidak akan membiarkan diri ini kembali gagal. Demi orang tua yang merasa menyesal atas perjodohan suram itu, demia suami yang selalu mendukung setiap langkah saya dan demi anak yang menjadi masa depan saya.
Jalani hidup penuh semangat dan selalu tabur kebaikan. Tuhan tidak pernah tidur dan Tuhan tahu apa yang terbaik untuk umatnya

#SEMANGAT
#GOGOGOSEMANGAT





17 Responses to "DI BALIK SEORANG WITRI PRASETYO AJI "

  1. Lika-liku kehidupan.
    Kayak di sinetron aja ya mb wete?hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih Mbak... suami malah nyuruh dibuatin novel ajah. Heheheh

      Delete
  2. Salam kenal mb Witri. Klo saya pulkam bisa dong kopi darat..disolo juga bisa.jadi saya bisa naik pramek.

    ReplyDelete
  3. Semangaaattt mba, kereeen. Aku jadi belajar banyak. Makasih ya mba ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangaaattttt
      Hidup itu HARUS DIPERJUANGKAN... hehehe

      Delete
  4. wah... tanggal lahirnya sama 14 Nopember :)


    panjang dan penuh lika-liku ya perjalanan hidupnya. semoga selalu ceria dan dikelilingi orang-orang tersayang :)

    @QuelleIdee07

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti pas ulang tahun dirayain bareng, Mbak
      Sama sama peserta LBI yaa kita... ;)

      Delete
  5. Aku juga ikutan loh mbak, hihi

    @onlykharisma

    ReplyDelete
  6. Wah, tema Ga ini bikin penasaran ih.

    Gutlak Ya, Mba Wit

    ReplyDelete
  7. salut sama Mbak Witri, bukunya udah banyak euy :)

    kalo saya gak punya nama pena Mbak, langsung pakai nama asli saja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah terlanjurlekat dg WITRI PRASETYO MBAK... mau ganti kog gimaa gitu...
      Bahkan orang diknas juga ada yg manggil Witri... heheh

      Delete
  8. Wah untung Prasetyo Ajinya jadi suami ya mbak. Baru tau kalau nama mbak sebenarnya bukan Witri, aku kira Witri itu nama benerannya mbak. :D

    ReplyDelete