Surat Hari 11 : SMS Yang Menyakitkan

Surat Hari 11 : SMS Yang Menyakitkan

Kau terus saja mengemis cinta, memohon maaf padaku dengan segala bujuk rayumu. Hingga tiada alasan bagiku untuk menolak kebaikanmu. Ah, mungkinkah kau benar-benar lelaki kesepian dan membutuhkan peghibur? Dan penghibur itu adalah aku?

Benarkah, aku tak lebih dari penghibur yang meramaikan malammu? Yang mengalunkan irama dalam derai tangismu? Benarkah jika hadirku adalah pelampiasan atas kecewamu akan kekasihmu? Jika memang iya, lepaskan aku dan biarkan aku pergi. Karena aku sama sepertimu, manusia yang mempunyai rasa.

“Kita akhiri semua ini. Aku tak mau menyakitinya.” Tiba-tiba kau mengirimkan pesan itu di malam yang sunyi.

Deg. Jujur aku kaget. Kemarin, aku meminta pergi, namun kau menghalangiku. Sekarang?

Hebat sekali permiananmu. Benar-benar kau menganggapku penghibur yang hanya bisa kautemui saat kauterluka. Dan dengan seenaknya, kau bisa meninggalkan aku begitu saja.

“Ya.” Hanya itu yang mampu aku ucapkan. Karena aku juga sudah lelah dengan sandiwara ini. Telingaku terasa panas saat mereka mencibirku.

Salam Hangat

Witri Prasetyo Aji

Tweet